Skip to main content

Dibalik "baik-baik saja" nya aku

Mungkin sudah sektiar 2 bulan lebih aku menjalani kesibukanku ini tanpa perhatian dan peringatan jangan lupa makan darimu. Ya... aku dan kamu sudah bukan kita, aku dan kamu sudah beda, beda arah dan beda tujuan. Kamu yang selalu mementingkan egomu tanpa memikirkan keberadaan ku nyatanya yang membuat aku memilih pergi meninggalkanmu dan impian mu sebagai pemain band hebat itu. Aku meninggalkan mu tentu bukan suatu tanda kalau aku tidak memberikan kau semangat untuk meraih apa yang kamu inginkan itu tapi tentu saja wanita mana yang membiarkan dirinya merasakan semua sendiri, sakit sendiri, bingung sendiri, dan tidur tanpa ucapan selamat tidur darimu sedangkan laki-laki yang ku bilang kekasih itu sedang sibuk dengan alat-alat musik di studio bandnya. Jadi, mau sampai kapan kau menyuruh aku sabar dengan semua itu, menyuruh ku untuk mengerti kesibukanmu itu tanpa pernah kau mengerti apa mau ku. Apa yang aku dapat selama bersamamu? Kebahagiaan kah? Untuk hatiku yang mencintaimu mungkin aku bilang... ya aku bahagia. Bahagia ketika ada sela-sela waktu mu yang membuat aku bisa bertemu dengan mu, melihat senyummu, mendengar kau tertawa karena menetertawai aku yang sedang bete karena ulahmu tapi tidak untuk diriku, fisikku yang bergerak untuk mencintaimu, menemanimu, sampai 1 tahun terakhir ini, aku memang merasa hebat bisa mencintaimu sampai selama itu, berdiri disamping laki-laki egois dan keras kepala sepertimu, bersikap baik-baik saja tapi tidak untuk fisikku yang sudah aku sadari jauh-jauh hari kalau aku sudah lelah.

Dan sampai pada akhirnya aku mengerti, kamu tidak untuk aku cintai sekarang, kamu tidak pernah bisa mengerti bagaimana caranya aku mencintaimu, kamu tidak pernah tahu bagaimana kerasanya hatimu itu untuk sebentar saja membaca kecewa ku sampai aku mengerluarkan air mata didepanmu. Mungkin kamu tahu, ada perasaan yang lewat di otak mu itu untuk sejenak memelukku dan menghapus air mata ku tapi dengan kegengsianmu itu kau membuat ku seakan akan mencintai hal yang tidak nampak, hal yang tidak bisa mencintaku speerti aku memcintainya. Apakah kamu mengerti di balik "baik-baik saja" nya aku selama ini? Hahaha.... tentu tidak.

Memang seharusnya dibalik semua kenangan pahit itu aku harusnya bisa begitu cepat melupakanmu dan mencari penggantimu tapi nyatanya tidak semudah itu. Mungkin dijauh sana kau sedang berkhayal kalau aku disini sednag menyesal sudah meninggalkanmu, aku masih belum bisa melupakanmu hingga sampai detik ini aku belum bisa mencari penggantimu.. Hai... aku masih baik baik saja disini... aku memang merindukanmu, masih mencintaimu, masih menjadikan kamu adalah hal yang setiap pagi harus ku ingat untuk aku bangunkan dan aku ingatkan makan di kesibukanmu itu. Aku disini masih menjadi wanita dewasa seperti yang kau lihat dulu, aku masih menyimpan kenangan kita baik-baik didalam hati ku walau sebenarnya hal itu menjadi boomerang ketika rasa benci ku kepadamu datang di otakku tapi dengan senyumku yang palsu ini aku masih bisa bersikap baik-baik saja...

Dan sampai pada akhirnya aku tahu, lewat aku social media mu itu ada sosok seorang wanita beramput pirang dan bermata belo yang kau upload disana. Hmmm.. yayaya aku mengerti ternyata semudah itu kau melupakan aku, ternyata semudah itu kau melupakan segala perhatian ku. Dengan tawa miris ku, dengan paksaan hati untuk bilang "ya aku baik-baik saja" aku menutup akun social mediamu itu. Ternyata aku tak sekuat yang aku kira, beberapa kali aku merasakan tetesan airmata ku dipipi, entah kapan terkahir aku menangis karenamu sampai sekarang aku harus menangisimu lagi. Satu hal yang aku harap saat itu apa yang aku lihat barusan tidak seperti yang aku bayangkan karena yang aku harapkan semenjak kepergianku dihidupmu kamu sedang susah sendirian, mencariku, merindukan ku. Semogaa....

Tapi Tuhan berkata lain, mungkin ada maksud yang tak aku mengerti saat itu ketika aku hendak pulang kerumah, ada seseorang yang aku lihat mirip sekali dengan mu, gayanya, matanya, cara bicaranya, sampai warna motornya. Aku masih fokus dengan apa yang aku lihat, ku perhatikan sosok laki-laki di caffe yang letaknya tak jauh dari rumah ku, aku terkejut ketika aku sedang memerhatikan laki-laki itu, ada sehelai saputangan warna merah bergariskan kuning disetiap sisinya. Ya itu sapu tangan yang pernah aku berikan kepadanya, apakah itu kamu? aku masih memperhatikanya sampai dengan kau duduk disamping seorang wanita berambut pirang percis yang ada di akun social medianya itu. Aku mulai mengerti, apa yang aku lihat sore itu. Yaa... kamu dan pacar baru  mu itu. Aku pun hanya bisa tersenyum dan langsung berbalik arah dari caffe itu tak ingin berlama-lama aku melihat apa yang seharusnya aku lihat, aku meneruskan perjalanan ku dengan kaki yang sebenarnya tak kuat lagi berjalan. Bagaimana bisa aku masih bersikap baik-baik saja ketika laki-laki yang dulu sangat ku cintai sedang besama wanita lain dan jauh dari apa yang aku miliki di diriku.

Tapi aku tahu... Aku mengerti maksud Tuhan memperlihatkan semua itu kepadaku, agar rasa cinta yang masih bermuara ini bisa cepat cepat aku hapus karena Tuhan sudah menunjukan apa yang bisa aku cintai dari laki-laki yang tak bisa menghargai perasaan seorang perempuan yang mecintainya. Aku disini hanya bisa berdoa semoga kau mendapatkan kebahagian yang kau cari selama ini. Semoga wanita itu bukan hanya saja lebih cantik dari ku, taapi semoga wanita itu lebih sabar keetika kau tinggal latihan band, ketika kau tidak bisa mengajak nya bertemu hampir 2 minggu, ketika kau tak mengangkat telponya saat dia khawatir, dan ketika dia tahu kau adalah laki-laki yang mempunya perwatakan keras yang pernah dia temui.

Semoga... semoga aku dan kamu menjad lebih baik. Semoga kau bahagia dengan pilihan baru mu itu, aku disini hanya bisa mendoakan dan semoga Tuhan membuatku menjadi pribadi yang semakin kuat.


Salam dari wanita yang sering kau lemahkan dengan ego mu itu :)

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mereka Tidak Tahu dan Tidak Akan Mengerti

Sudah begitu lama, entah berapa lama aku berbura-pura bahagia seperti ini tanpa kamu, tanpa kita, tanpa mereka, dan tawa mu. Lama... iya sangat lama sekali tak terasa aku lalui sendiri sekitar hampir 4 bulan berjalan ini. Dengan penuh kepura-puraan, membohongi diri ku sendiri, menahan apa yang harusnya aku keluarkan. Aku tak kuat, aku kesepian, aku sangan merindukanmu. Aku tak mengerti dan aku tak tahu apa kamu bisa membaca kebahagiaan ku yang palsu ini dari jauh sana, sekiranya kamu harus tau sampai detik ini tidak ada yang bisa membuat aku begitu bahagia sebahagia karena kamu DULU... Aku mencoba, terus mencoba tersenyum di depan semua wajah hanya untuk membuat mereka mengerti aku sudah terbiasa ... tanpa kamu agar mereka tahu aku tak selemah hatiku, agar mereka tahu aku masih mampu menetupi semua, semua tentang kamu, cerita tentang kamu, rindunya aku kepadamu agar mereka tahu aku tak ingin membuat mereka susah, membuat mereka bosan ketika harus membuat mereka berulang-ulang ha

Aku masih punya mimpi... KAMU

Masih dalam diam, menatapmu diam-diam mencari sela dari balik orang-orang yang ada disampingmu untuk sekedar melihat bahwa impian ku masih baik-baik saja disana, masih terlihat tampan disudut sana dan masih menjadi alasanku untuk masih bisa tersenyum bagaimanapun keadaan ku saat itu. Kamu... mimpi yang sempat terlupakan ketika aku terlalut dalam cinta yang aku fikir membuat aku bahagia yang aku fikir membuat aku akan berakhir padanya dan yang pada akhirnya semua berakhir seperti biasa, menyakitkan... tapi aku sadar aku masih punya mimpi yang pantas untuk aku impikan dan untuk aku perjuangkan, kamu... Aku punya seribu alasan kenapa aku masih mecintaimu, kenapa aku memilihmu dan kenapa dengan begitu tegasnya memintamu kepada Tuhan untuk Ia tempatkan disampingku nanti.  Aku mencintaimu semenjak aku bisa melihat ada satu sisi yang mungkin tak bisa dilihat oleh orang lain, kamu laki-laki sempurnah yang pernah Tuhan ciptakan. Senyum mu, wajahmu adalah alasan dari mengapa aku masih bertahan

Seakan-akan aku yang salah

Makin hari aku tidak mengerti bagaimana cara membaca cara  pikirmu yang keras kepala itu aku kehabisan akal untuk membuat kamu lembut walau hanya satu menit, aku kehabisan akal untuk membuat mu mengerti maksud bagaimana cara ku mencintaimu. Ya Tuhan.... setiap malam haruskah kita bertengkar, berdebat dengan sifat konyol dan kekanak kanakan mu itu. Aku bingung apa yang harus aku lakukan tertawa karena sifat konyolmu itu apa aku harus meluapkan segala perasaan ku yang sudah lelah bertengkar denganmu setiap malam. Rasanya memanggilmu sayang pun aku sudah tak bergairah. Tapi aku sadar, aku paham, aku mencoba menghela nafasku dalam-dalam mencoba mengingat semua apa yang pernah kiita lakukan berdua. Canda tawa yang sering kita hasilkan dari tingkahmu yang tidak jelas itu adalah bibit bibit cinta yang menhgasilkan rasa kuat di dalam diri ku untuk mencintai manusia besi seperti mu. Aku percaya senyum ku ini bisa terlihat karena aku sangat mencintaimu, entah aku tidak perduli bagaimana kera