Sudah begitu lama, entah berapa lama aku berbura-pura bahagia seperti ini tanpa kamu, tanpa kita, tanpa mereka, dan tawa mu. Lama... iya sangat lama sekali tak terasa aku lalui sendiri sekitar hampir 4 bulan berjalan ini. Dengan penuh kepura-puraan, membohongi diri ku sendiri, menahan apa yang harusnya aku keluarkan.
Aku tak kuat, aku kesepian, aku sangan merindukanmu.
Aku tak mengerti dan aku tak tahu apa kamu bisa membaca kebahagiaan ku yang palsu ini dari jauh sana, sekiranya kamu harus tau sampai detik ini tidak ada yang bisa membuat aku begitu bahagia sebahagia karena kamu DULU...
Aku mencoba, terus mencoba tersenyum di depan semua wajah hanya untuk membuat mereka mengerti aku sudah terbiasa ... tanpa kamu agar mereka tahu aku tak selemah hatiku, agar mereka tahu aku masih mampu menetupi semua, semua tentang kamu, cerita tentang kamu, rindunya aku kepadamu agar mereka tahu aku tak ingin membuat mereka susah, membuat mereka bosan ketika harus membuat mereka berulang-ulang harus mendengar cerita ku yang selalu sama ... tentang kamu, tentang bagaimana dulu kamu membuat aku bahagia, sempurna, tak ada kurangnya walaupun ada beberapa hal tapi senyummu selalu menjadi obat segala gelisah ku saat itu.
Aku tahu. KITA ... punya hidup SENDIRI SENDIRI, sekarang AKU dan KAMU sudah beda, tidak sejalan, tidak bisa meraih cita-cita kita bersama seperti planning kita dulu. Sekarang aku tahu kita berdua sedang berusaha meraih apa yang kita berdua inginkan, disela-sela kesibukanku mencari beberapa universitas di Jakarta aku tentu selalu mengingat mu ketika aku melihat beberapa Institut yang punya program studi kesenia tanpa basa-basi aku segera mengambil brosur ditempat itu, melihat tentang program studi pendidikan guru musik di Institut itu. Memang aku sadar buat apa aku mengambil itu? Memangnya mau aku berikan kesiapa? Kamu? hahaha .... bagaimana caranya?
Alhasil aku hanya menyimpan beberapa brosur itu di kamar ku, aku letakkan disamping brosur universitas yang aku impikan berharap dan berdoa semoga Tuhan juga mengabulan doaku untukmu.
Sederhana ... semua masih terasa indah ketika aku mengingat semuanya, kebersamaan kita, omongan kamu yang sering buat aku pusing.
Mungkin beberapa orang sering bertanya ...
Kenapa sih masih inget-inget cowok kaya gitu?
Kenapa masih ngangenin dia sih?
Bukannya dia jahat sama lo?
Dia kan udah tega sama lo?
Dia tuh udah bohongin lo!
Dia tuh udah ninggalin lo tanpa alesan!
Laki-laki pengecut kaya dia, mau ditangisin apanya sih?
Masih bisa nginget dia?
Mereka tidak tahu dan tidak akan mengerti bagaimana kamu membuat aku SANGAT BAHAGIA dan membuatku TIBA-TIBA JATUH.
Aku tidak perlu menangis di depan mereka, semua orang, atau siapapun itu hanya untuk mereka tahu aku sangat kecewa karena kamu. Aku masih sanggup merasakannya sendiri. Biarlah ... seperti ini sampai aku tahu dan mengerti sendiri ...
Aku tak kuat, aku kesepian, aku sangan merindukanmu.
Aku tak mengerti dan aku tak tahu apa kamu bisa membaca kebahagiaan ku yang palsu ini dari jauh sana, sekiranya kamu harus tau sampai detik ini tidak ada yang bisa membuat aku begitu bahagia sebahagia karena kamu DULU...
Aku mencoba, terus mencoba tersenyum di depan semua wajah hanya untuk membuat mereka mengerti aku sudah terbiasa ... tanpa kamu agar mereka tahu aku tak selemah hatiku, agar mereka tahu aku masih mampu menetupi semua, semua tentang kamu, cerita tentang kamu, rindunya aku kepadamu agar mereka tahu aku tak ingin membuat mereka susah, membuat mereka bosan ketika harus membuat mereka berulang-ulang harus mendengar cerita ku yang selalu sama ... tentang kamu, tentang bagaimana dulu kamu membuat aku bahagia, sempurna, tak ada kurangnya walaupun ada beberapa hal tapi senyummu selalu menjadi obat segala gelisah ku saat itu.
Aku tahu. KITA ... punya hidup SENDIRI SENDIRI, sekarang AKU dan KAMU sudah beda, tidak sejalan, tidak bisa meraih cita-cita kita bersama seperti planning kita dulu. Sekarang aku tahu kita berdua sedang berusaha meraih apa yang kita berdua inginkan, disela-sela kesibukanku mencari beberapa universitas di Jakarta aku tentu selalu mengingat mu ketika aku melihat beberapa Institut yang punya program studi kesenia tanpa basa-basi aku segera mengambil brosur ditempat itu, melihat tentang program studi pendidikan guru musik di Institut itu. Memang aku sadar buat apa aku mengambil itu? Memangnya mau aku berikan kesiapa? Kamu? hahaha .... bagaimana caranya?
Alhasil aku hanya menyimpan beberapa brosur itu di kamar ku, aku letakkan disamping brosur universitas yang aku impikan berharap dan berdoa semoga Tuhan juga mengabulan doaku untukmu.
Sederhana ... semua masih terasa indah ketika aku mengingat semuanya, kebersamaan kita, omongan kamu yang sering buat aku pusing.
Mungkin beberapa orang sering bertanya ...
Kenapa sih masih inget-inget cowok kaya gitu?
Kenapa masih ngangenin dia sih?
Bukannya dia jahat sama lo?
Dia kan udah tega sama lo?
Dia tuh udah bohongin lo!
Dia tuh udah ninggalin lo tanpa alesan!
Laki-laki pengecut kaya dia, mau ditangisin apanya sih?
Masih bisa nginget dia?
Mereka tidak tahu dan tidak akan mengerti bagaimana kamu membuat aku SANGAT BAHAGIA dan membuatku TIBA-TIBA JATUH.
Aku tidak perlu menangis di depan mereka, semua orang, atau siapapun itu hanya untuk mereka tahu aku sangat kecewa karena kamu. Aku masih sanggup merasakannya sendiri. Biarlah ... seperti ini sampai aku tahu dan mengerti sendiri ...
Comments
Post a Comment