Skip to main content

Maaf untuk sayang yang palsu

Aku selalu merasa sendirian semenjak perpisahan itu. Aku tahu aku bekum bisa mengikhlaskan kebahagiaan ku yang harus hilang tiba tiba hanya karena alasan yang tidak masuk akal dan sampai detik ini belum bisa aku mengerti kenapa harus hubungan ku dengan dia yang harus jadi korbannya.

Hmm... entahlah aku lelah berusaha membuat mu mengerti bagaimana kecewanya aku disini, merindukanmu sangat dalam di gelap malam, tapi sapa mu tak kunjung datang di telpon genggamku.

Yasudahlah mungkin aku harus mengerti dan mencoba mencari lembaran yang baru karena aku tahu obbat patah hati itu ya jatuh cinta lagi. Semenjak perpisahan itu memang ada beberapa laki-laki yang mendekati aku, yang membuat handphone ku selalu berdering karena pesan mereka namun tetap saja hati ini tak sebahagia karena pesan dari dia yang dulu.

Aku bingung  sangat bingung sampai kapan aku mau berdiam diri disini, terbawa kesedihan yang tak kunjung usai mengahntui ku, aku harus bangkit. Aku harus berusaha mencintai diantara mereka harapan ku semoga ada kebahagiaan kecil yang aku dapat dari mereka yang aku piilih.

Entah malam itu ada apa dengan diri ku, aku begitu perhatian dengan mantan ku yang sudah lama berusaha untuk mengajak aku kembali menjalin hubungan yang sudah sekitar 5 tahun yang lalu usai. Sudah lama ternyata kami mengenal satu sama lain. Kita memang sempat lost contact tetapi Tuhan selalu mempertemukan kita lagi enta untuk apa aku tidak mengerti. Kehadiran dia yang selalu merengek meminta ku kembali ke hidupnya pun sungguh tak aku pahami. Laki-laki itu seharusnya tak berbuat seperti itu karena kau tahu hidupnya pasti dikelilingi dengan wanita-wanita cantik dan jauh dari aku yang biasa biasa ini.

Ya... aku tahu bagaiaman laki-laki memberikan harapan harapan nya kepada wanita. beberapa kali aku dekat dengan dia aku hanya menganggap semua maain main saja, karena jujur aku tidak pernah yakin untuk menjali hubungan dengan laki-laki itu. Kehidupannya yang begitu keras dan pergaulannya yang tidak jelas itulah yang membuat aku bertanya tanya bagaimana dia bisa membahagiakan aku kalau dirinya saja tidak jelas.

Tapi malam itu.... entah kenapa diriku aku tiba tiba menngiyakan dia untuk menjadi kekasih ku kembali. Tentu aku sadar apa yang aku lakukan, semua hanya kebohongan, semua ini bukaan cinta, aku tidak bisa memanggilanya sayang tanpa perasaan yang ada di hatiku terhadapnya.

Namun mau dikata apa? semua sudah terjadi aku berusaha untuk memanggilnya "Sayang" walau aku tahu itu sangat membuat ku risih dan tidak nyaman, ya karena terang saja aku tidak mencintai dia seperti yang dia ketahui. Semua palsu, aku memakai topeng hanya karena untuk mencoba membahagiakan diriku sendiri.
Entah  baik atau buruknya kamu, entah benar atau tidaknya kamu mencintai aku, aku harap kamu bisa mengerti aku sedang berbohong dan sebaiknya jangan kau teruskan semua ini. Aku tidak ingin meninggalkan orang yang mencintai ku.


Pergilah jika kau merasa kecewa. Maafkan aku...

Comments

Popular posts from this blog

Mereka Tidak Tahu dan Tidak Akan Mengerti

Sudah begitu lama, entah berapa lama aku berbura-pura bahagia seperti ini tanpa kamu, tanpa kita, tanpa mereka, dan tawa mu. Lama... iya sangat lama sekali tak terasa aku lalui sendiri sekitar hampir 4 bulan berjalan ini. Dengan penuh kepura-puraan, membohongi diri ku sendiri, menahan apa yang harusnya aku keluarkan. Aku tak kuat, aku kesepian, aku sangan merindukanmu. Aku tak mengerti dan aku tak tahu apa kamu bisa membaca kebahagiaan ku yang palsu ini dari jauh sana, sekiranya kamu harus tau sampai detik ini tidak ada yang bisa membuat aku begitu bahagia sebahagia karena kamu DULU... Aku mencoba, terus mencoba tersenyum di depan semua wajah hanya untuk membuat mereka mengerti aku sudah terbiasa ... tanpa kamu agar mereka tahu aku tak selemah hatiku, agar mereka tahu aku masih mampu menetupi semua, semua tentang kamu, cerita tentang kamu, rindunya aku kepadamu agar mereka tahu aku tak ingin membuat mereka susah, membuat mereka bosan ketika harus membuat mereka berulang-ulang ha

Aku masih punya mimpi... KAMU

Masih dalam diam, menatapmu diam-diam mencari sela dari balik orang-orang yang ada disampingmu untuk sekedar melihat bahwa impian ku masih baik-baik saja disana, masih terlihat tampan disudut sana dan masih menjadi alasanku untuk masih bisa tersenyum bagaimanapun keadaan ku saat itu. Kamu... mimpi yang sempat terlupakan ketika aku terlalut dalam cinta yang aku fikir membuat aku bahagia yang aku fikir membuat aku akan berakhir padanya dan yang pada akhirnya semua berakhir seperti biasa, menyakitkan... tapi aku sadar aku masih punya mimpi yang pantas untuk aku impikan dan untuk aku perjuangkan, kamu... Aku punya seribu alasan kenapa aku masih mecintaimu, kenapa aku memilihmu dan kenapa dengan begitu tegasnya memintamu kepada Tuhan untuk Ia tempatkan disampingku nanti.  Aku mencintaimu semenjak aku bisa melihat ada satu sisi yang mungkin tak bisa dilihat oleh orang lain, kamu laki-laki sempurnah yang pernah Tuhan ciptakan. Senyum mu, wajahmu adalah alasan dari mengapa aku masih bertahan

Seakan-akan aku yang salah

Makin hari aku tidak mengerti bagaimana cara membaca cara  pikirmu yang keras kepala itu aku kehabisan akal untuk membuat kamu lembut walau hanya satu menit, aku kehabisan akal untuk membuat mu mengerti maksud bagaimana cara ku mencintaimu. Ya Tuhan.... setiap malam haruskah kita bertengkar, berdebat dengan sifat konyol dan kekanak kanakan mu itu. Aku bingung apa yang harus aku lakukan tertawa karena sifat konyolmu itu apa aku harus meluapkan segala perasaan ku yang sudah lelah bertengkar denganmu setiap malam. Rasanya memanggilmu sayang pun aku sudah tak bergairah. Tapi aku sadar, aku paham, aku mencoba menghela nafasku dalam-dalam mencoba mengingat semua apa yang pernah kiita lakukan berdua. Canda tawa yang sering kita hasilkan dari tingkahmu yang tidak jelas itu adalah bibit bibit cinta yang menhgasilkan rasa kuat di dalam diri ku untuk mencintai manusia besi seperti mu. Aku percaya senyum ku ini bisa terlihat karena aku sangat mencintaimu, entah aku tidak perduli bagaimana kera