Sepertinya aku baru tersadar sudah lama aku menjalni semua ini dengan penuh keterpaksaan. Keterpaksaan melihat kebahagiaan orang yang aku cintai bahagia dengan wanita lain. Aku baru sadar sudah sejauh ini aku melihatnya bersendau gurau di koridor sekolah setiap jam istirahat.
Tuhan terimakasih atas kekuatan yang kau berikan ini, aku percaya kau berada disamping orang-orang yang sabar. Memang berat rasanya bila jadi aku, mencintai dalam diam dan tak bisa mengungkapkan itu sakitnya luar biasa bukan karena aku tak punya nyali tapi bagaimana aku tega bersikap egois demi perasaan ku yang tenang setelah mengungkapkan perasaan ku kepadanya sedangkan mereka sedang berbahagia dengan perasaan masing-masing. Aku tahu aku mencintai laki-laki itu tapi aku tahu siapa yang bisa membuat dia bahagia untuk saat ini.
15 bulan berlalu aku masih menyimpan perasaan ini dalam-dalam berharap agar Tuhan menyampaikan kepadanya dengan cara yang baik agar aku tak kehilangan sedikit pun tentang dia. Pengecut? ya biarlah orang berkata aapa tapi seandainya aku laki-laki mungkin aku akan ungkapkan semua itu agar aku dan dia menjadi bersama. tapi biarlah... aku senang melihat dia bahagia ketika sedang menceritakan tentang wanita itu kepadaku.
Aku tahu bagaimana sulitnya masa lalu dia dengan wanita sebelumnya, dan harapan ku untuk membahagiakan dia semoga bisa terwujud oleh wanita pilihannya itu.
Aku memilih diam karena aku takut dia terbebani dengan semua ini, aku takut dia kecewa, dia marah dan dia menjauh. Aku takut tak ada lagi tawa yang ku rasakan karena tingkah laki-laki itu. Aku tidak ingin....
Aku memilih diam, biarlah perasaan aaku menahan semua apa yang aku lihat daripada aku harus berjauhan dengannya.
Ditengah kesibukan kita kadang aku harus menutupi semua itu dengan berpura pura kesal, memarahimu, bersikap jutek dengan mu itu semata-mata agar kamu tidak bisa melihat raut wajahku yang sedang cemburu dan kata hati ku yang selalu berteriak "kenapa kamu harus memilih dia? aku mencintaimu!" Ahhh.... yasudahlah lah. Akhir akhir kebersamaan kita berdua hanya ku habiskan dengan melihat kebahagianmu bersama wanita itu, dengan foto foto wanita itu di handphone mu, dengan curhatan mu tentang dia, dengan kebersamaan mu yang setiap hari harus aku lihat disetiap sisi sekolah.
Harusnya kamu mengerti bagaimana lelahnya jadi aku untuk memahami ini semua. Tapi janji ku perasaan ini akan masih disini, di hati, sampai kaau benar benar sendiri nantinya. Semoga Tuhan pertemukan kita dalam keadaan aku sudah pantas berada disampingmu.
Selamat Berbahagia
Tuhan terimakasih atas kekuatan yang kau berikan ini, aku percaya kau berada disamping orang-orang yang sabar. Memang berat rasanya bila jadi aku, mencintai dalam diam dan tak bisa mengungkapkan itu sakitnya luar biasa bukan karena aku tak punya nyali tapi bagaimana aku tega bersikap egois demi perasaan ku yang tenang setelah mengungkapkan perasaan ku kepadanya sedangkan mereka sedang berbahagia dengan perasaan masing-masing. Aku tahu aku mencintai laki-laki itu tapi aku tahu siapa yang bisa membuat dia bahagia untuk saat ini.
15 bulan berlalu aku masih menyimpan perasaan ini dalam-dalam berharap agar Tuhan menyampaikan kepadanya dengan cara yang baik agar aku tak kehilangan sedikit pun tentang dia. Pengecut? ya biarlah orang berkata aapa tapi seandainya aku laki-laki mungkin aku akan ungkapkan semua itu agar aku dan dia menjadi bersama. tapi biarlah... aku senang melihat dia bahagia ketika sedang menceritakan tentang wanita itu kepadaku.
Aku tahu bagaimana sulitnya masa lalu dia dengan wanita sebelumnya, dan harapan ku untuk membahagiakan dia semoga bisa terwujud oleh wanita pilihannya itu.
Aku memilih diam karena aku takut dia terbebani dengan semua ini, aku takut dia kecewa, dia marah dan dia menjauh. Aku takut tak ada lagi tawa yang ku rasakan karena tingkah laki-laki itu. Aku tidak ingin....
Aku memilih diam, biarlah perasaan aaku menahan semua apa yang aku lihat daripada aku harus berjauhan dengannya.
Ditengah kesibukan kita kadang aku harus menutupi semua itu dengan berpura pura kesal, memarahimu, bersikap jutek dengan mu itu semata-mata agar kamu tidak bisa melihat raut wajahku yang sedang cemburu dan kata hati ku yang selalu berteriak "kenapa kamu harus memilih dia? aku mencintaimu!" Ahhh.... yasudahlah lah. Akhir akhir kebersamaan kita berdua hanya ku habiskan dengan melihat kebahagianmu bersama wanita itu, dengan foto foto wanita itu di handphone mu, dengan curhatan mu tentang dia, dengan kebersamaan mu yang setiap hari harus aku lihat disetiap sisi sekolah.
Harusnya kamu mengerti bagaimana lelahnya jadi aku untuk memahami ini semua. Tapi janji ku perasaan ini akan masih disini, di hati, sampai kaau benar benar sendiri nantinya. Semoga Tuhan pertemukan kita dalam keadaan aku sudah pantas berada disampingmu.
Selamat Berbahagia
Comments
Post a Comment