Makin hari aku tidak mengerti bagaimana cara membaca cara pikirmu yang keras kepala itu aku kehabisan akal untuk membuat kamu lembut walau hanya satu menit, aku kehabisan akal untuk membuat mu mengerti maksud bagaimana cara ku mencintaimu.
Ya Tuhan.... setiap malam haruskah kita bertengkar, berdebat dengan sifat konyol dan kekanak kanakan mu itu. Aku bingung apa yang harus aku lakukan tertawa karena sifat konyolmu itu apa aku harus meluapkan segala perasaan ku yang sudah lelah bertengkar denganmu setiap malam. Rasanya memanggilmu sayang pun aku sudah tak bergairah.
Tapi aku sadar, aku paham, aku mencoba menghela nafasku dalam-dalam mencoba mengingat semua apa yang pernah kiita lakukan berdua. Canda tawa yang sering kita hasilkan dari tingkahmu yang tidak jelas itu adalah bibit bibit cinta yang menhgasilkan rasa kuat di dalam diri ku untuk mencintai manusia besi seperti mu. Aku percaya senyum ku ini bisa terlihat karena aku sangat mencintaimu, entah aku tidak perduli bagaimana kerasnya dirimu untuk mengerti aku.
Aku terus menuruti semua mau mu. Kau meminta ku untuk mengerti sifatmu yang keras itu, kesibukan dirimu yang membuat aku kadang merasa sendiri dan berkaata di dalam hati "sesulit inikah aku meminta perhatian darimu?" tapi tanpa kau ketahui aku bersusah payah melawan hati ku yang seharusnya sudah berteriak menangis untuk mengerti kesibukan mu itu untuk cita-citamu, untuk apa yang kau sukai, untuk apa yang kau impikan. Jadi, walaupun kecewa tapi aku bangga memiliki kekasih sehebat kamu yang punya semangat tinggi untuk cita-cita kamu. Dan ini tak sempat aku ceritakan kepadamu
Tapi kebohongan mu yang mana lagi yang harus aku tutupi dengan senyum ku ini? Sampai kapan aku berprilaku seakan hubungan kita baik-baik saja? Kamu pun belum sempat tahu bagaimana kecewanya aku ketiika aku tahu kau sedang membohongiku. Tapi aku biarkan semua itu, aku tak ingin membuat kepala muu sakit hanya karena memikirkan bahasa wanita yang sulit kau mengerti. Aku paham itu....
Aku tidak mengerti kenapa kamu berani beraninya membohongi aku, aku bukan wanita protectiv yang selalu menghalangi segala kegiatan mu tapi kenapa kamu membiarkan aku mendengar semua kebohongan mmu itu?! Kecewa sangat kecewa.... kamu masih menganggapku wanita yang akan melarangmu bergpergian kemana-mana. Aku bukan petugas keamanan dirumah mu, sayang...
Pergilah kemana saja kau suka, lakukanlah apa yang kau ingini, aku mengerti hidupmu bukan untuk mengurusi ku saja. Aku fikir dengan aku mempercayaimu kamu sudah mengerti tapi kamu lagi lagi salah menilai aku. Kau lakukan itu berkali kali, membuat aku kecea berkali kali tanpa kamu sadari semua itu salahmu bukan salah ku. Jangan pernah berprinsip kamu membohongi ku agar aku tidak marah kepadamu, karena jika kamu berkata jujur mungkin kamu tidak bisa melakukan apa yang kamu inginkan.
Ya Tuhan.... adakah difiranmu seperti itu? jika memang seperti itu adakah kamu tahu bagaimanas sedihnya aku selalu dinilai salah dimatamu?
Dan pada akhhirnya usahaku untuk melawan manusia besi sepertimu harus berhenti, bukan karena aku tidak mencintaimu lagi tapi karena kamu yang memintannya.Entah ini yang keberapa kalinya kau putuskan semangat ku untuk mencintaimu mungkin yang ke 3 kalinya sampai kau memintaku untuk pergi dari hidup mu.
Aku hanya bisa tersenyum melihat semua ini, menangis dalam hati, berusaha mengikhlaskan yang memang berat untuk aku tinggalkan. Tapi aku sadar tak ada gunanya aku berbicara banyak tentang maksud ku mencintaimu. Doa ku untukmu semoga suatu saat nanti ketika kamu sudah menajdi pria denga pikiran yang dewasa kamu bisa mengingat ku dan usaha usaha ku ini.
Selamat tinggal
Ya Tuhan.... setiap malam haruskah kita bertengkar, berdebat dengan sifat konyol dan kekanak kanakan mu itu. Aku bingung apa yang harus aku lakukan tertawa karena sifat konyolmu itu apa aku harus meluapkan segala perasaan ku yang sudah lelah bertengkar denganmu setiap malam. Rasanya memanggilmu sayang pun aku sudah tak bergairah.
Tapi aku sadar, aku paham, aku mencoba menghela nafasku dalam-dalam mencoba mengingat semua apa yang pernah kiita lakukan berdua. Canda tawa yang sering kita hasilkan dari tingkahmu yang tidak jelas itu adalah bibit bibit cinta yang menhgasilkan rasa kuat di dalam diri ku untuk mencintai manusia besi seperti mu. Aku percaya senyum ku ini bisa terlihat karena aku sangat mencintaimu, entah aku tidak perduli bagaimana kerasnya dirimu untuk mengerti aku.
Aku terus menuruti semua mau mu. Kau meminta ku untuk mengerti sifatmu yang keras itu, kesibukan dirimu yang membuat aku kadang merasa sendiri dan berkaata di dalam hati "sesulit inikah aku meminta perhatian darimu?" tapi tanpa kau ketahui aku bersusah payah melawan hati ku yang seharusnya sudah berteriak menangis untuk mengerti kesibukan mu itu untuk cita-citamu, untuk apa yang kau sukai, untuk apa yang kau impikan. Jadi, walaupun kecewa tapi aku bangga memiliki kekasih sehebat kamu yang punya semangat tinggi untuk cita-cita kamu. Dan ini tak sempat aku ceritakan kepadamu
Tapi kebohongan mu yang mana lagi yang harus aku tutupi dengan senyum ku ini? Sampai kapan aku berprilaku seakan hubungan kita baik-baik saja? Kamu pun belum sempat tahu bagaimana kecewanya aku ketiika aku tahu kau sedang membohongiku. Tapi aku biarkan semua itu, aku tak ingin membuat kepala muu sakit hanya karena memikirkan bahasa wanita yang sulit kau mengerti. Aku paham itu....
Aku tidak mengerti kenapa kamu berani beraninya membohongi aku, aku bukan wanita protectiv yang selalu menghalangi segala kegiatan mu tapi kenapa kamu membiarkan aku mendengar semua kebohongan mmu itu?! Kecewa sangat kecewa.... kamu masih menganggapku wanita yang akan melarangmu bergpergian kemana-mana. Aku bukan petugas keamanan dirumah mu, sayang...
Pergilah kemana saja kau suka, lakukanlah apa yang kau ingini, aku mengerti hidupmu bukan untuk mengurusi ku saja. Aku fikir dengan aku mempercayaimu kamu sudah mengerti tapi kamu lagi lagi salah menilai aku. Kau lakukan itu berkali kali, membuat aku kecea berkali kali tanpa kamu sadari semua itu salahmu bukan salah ku. Jangan pernah berprinsip kamu membohongi ku agar aku tidak marah kepadamu, karena jika kamu berkata jujur mungkin kamu tidak bisa melakukan apa yang kamu inginkan.
Ya Tuhan.... adakah difiranmu seperti itu? jika memang seperti itu adakah kamu tahu bagaimanas sedihnya aku selalu dinilai salah dimatamu?
Dan pada akhhirnya usahaku untuk melawan manusia besi sepertimu harus berhenti, bukan karena aku tidak mencintaimu lagi tapi karena kamu yang memintannya.Entah ini yang keberapa kalinya kau putuskan semangat ku untuk mencintaimu mungkin yang ke 3 kalinya sampai kau memintaku untuk pergi dari hidup mu.
Aku hanya bisa tersenyum melihat semua ini, menangis dalam hati, berusaha mengikhlaskan yang memang berat untuk aku tinggalkan. Tapi aku sadar tak ada gunanya aku berbicara banyak tentang maksud ku mencintaimu. Doa ku untukmu semoga suatu saat nanti ketika kamu sudah menajdi pria denga pikiran yang dewasa kamu bisa mengingat ku dan usaha usaha ku ini.
Selamat tinggal
Comments
Post a Comment