Skip to main content

Padahal Ku Kira Kau MencintaiKu

Beberaba bulan semenjak perpisahan kita aku masih bertanya-tanya pada diirku sendiri kenapa semudah itu kau meninggalkan ku? Kenapa? padahal ku kira kau mencintaiku dari cara mu yang selalu memamerkan ku keduniamu, menunjukan siapa aku di hidupmu ke semua orang, mengenalkan ku dengan keluarga mu, dan kita... seperti teman disaat bertemu banyak hal yang kita lakukan yang kita bicarakan ya... seperti seorang teman ataupun seperti ibu dengan anaknya, jadi karena semua itu lah aku merasa semua baik-baik saja, aku merasa selalu berputar dalam otakmu, menjadi seseorang yang sangat kau ingini saat kau paksa aku untuk tetap terbangun ketika ada jadwal sepak bola jagoanmu.

Ya... Semua indah dan ku kira baik-baik saja

Tapi tidak ketika kau mulai tak mau mengangkat telpon ku saat kau tak ada seharian, ketika kau membiarkan aku berkali kali menghubungi mu tanpa jawaban tanpa balasan dan ketika kau membiarkan aku khwatir setengah mati dengan keadaan mu. Kamu mulai berubah, berbeda dan tak seperti dulu walaupun aku tahu dari awal kita berhubungan kamu memang tak pernah ku lihat sebagai laki-laki yang perhatian apalagi laki-laki yang bisa membaca apa mau ku. Kamu terlalu sibuk dengan urusan mu, dengan dirimu sendiri entah apa aku dimata mu semenjak itu.

Padahal ku kira kau mencintaiku ketika kau berkali-kali bilang kepadaku untuk tidak meninggalkan mu, untuk tetap disampingmu bagaimanapun keadaan mu, untuk tidak membohongimi, untuk terbuka apapun itu kepadamu, untuk saling percaya dan bilang tidak akan ada yang bisa misahkan kita berdua tapi apa nyatanya? Kamu malah termakan oleh kata-katamu sendiri yang ada kamu yang meinnggalkan aku, kamu yang tidak bisa mengerti apa adanya aku, kamu yang selalu salah menilai ku, kamu yang selalu berbohong, kamu yang selalu menutupi masalah mu sehingga aku yang menajadi korban emosi mu, kamu yang tak pernah mempercayai aku, kamu yang selalu menuduh ku berdekatan dengan laki-laki lain, dan padahal kamu yang membiarkan mamahmu menilai ku salah dan akhirnya membuat hubungan kita harus seperti ini.

Kamu egois.... harusnya darri awal aku tahu bahwa sebenarnya semua yang kau katakan itu tidak bisa kau pegang, kamu hanya bisa teori tapi untuk prakteknya kamu nol besar. Mana? apa yang aku dapat dari semua kata-katamu? yang ada kamu lah yang melanggar semua aturan mu itu. Kenapa kamu mesti berpura-pura mencintaiku? Kenapa kamu mesti berpura-pura membahagiakan aku? Kenapa kamu tak bisa jadi dirimu sendiri untuk mencintai aku? KENAPA....?!

Seandainya Tuhan menginjinkan kita bertemu lagi aku ingin sekali mengeluarkan kalimat-kalimat itu, mememperlihatkan bagaimana derasnya air mata ku saat kau kecewakan, bagaimana merahnya wajahku saat menahan semua amarah ku. Apa kau bisa bayangkan? Apa yang aaku rasakan selama ini, apa yang aaku pendam selama ini akan keluar begitu saja. Biarsaja... Biar kau lihat, biar kau taahu bagaimana salahnya kamu, bagaimana tidak baiknya kamu datang kehidupku hanya untuk membuaat drama yang tidak jelas alurnya seperti ini.

Kalau kamu tidak mencintaiku buat apa kau mengenalkan aku kesemua keluarga mu?! buat apa kau datang membawa hadiah di hari ulang tahun ku?! buat apa semuanya?! hanya untuk mengira kamu mencintaiku padahal tidak?! Kenapa kamu lakukan itu? Kenapa kamu membiarkan aku tidak bisa mengertimu, memaksa otakku terus berjalan mencari tahu apa maumu?! 

Sekarang.... tinggal kebohongan mu satu persatu yang aku dengar dari orang lain, bahkan aku tahu sendiri... Kurang pahit apa? Mencintamu waktu itu sudah cukup menyakitkan dan berpisah denganmu juga lebih menyakitkan. Entahlah harus berapa kalimat lagi yang aku ucap untuk aku tunjukaan rasa kecewa ku kepadamu, percuma hatimu terlalu keras untuk dilulukan dengan airmata ku. Kamu pasti hanya bisa diam, diam dan diam. Aku hanya bisa berdoa semoga kamu tidak akan merasakan keadaan sesakit ini seperti apa yang aku rasakan karena ulahmu itu semoga Tuhan secepatnya membukakan pintu hatimu, mendewasakan pikiran mu untuk sekedar mengerti keadaan orang-orang yang kauu acuhkan dan tak kau dengarkan nasihatnya.

Dan untuk mamahmu, aku titip salam untuknya semoga suatu saat nanti mamahmu tau bahwa aku sangat mencinta anaak laki-lakinya itu dan untuk memahami anak laki-lakinya itu butuh kesabaran ekstra. Aku percaya mamahmu mungkin tau yang terbaik untukmu tapi aku harap semoga kelak mamahmu tau aku selalu berusaha mengingatkaan mu untuk masa depanmu, untuk kebaikan mu, dan untuk mereka. 

Terimakasih sudah memberikan aku keluarga baru yang sangat baik walaupun hanya sebentar, aku pun juga menyayangi mereka seperti menyayangimu tapi untuk apa aku teruskan bila kamu membiarkan mamahmu menilai aku seburuk itu. Sudah lah aku kira jika kau mencintai aku kamu akan menepis semua pendapat mamahmu itu dan berusaha mempertahankan hubungan kita tapi sekarang sudah jelas kamu mebiarkan semua terjadi.

Terimakasih.


Salam dari wanita yang kau datangi tiba-tiba dan kau tinggaalkan tiba-tiba

Comments

Popular posts from this blog

Mereka Tidak Tahu dan Tidak Akan Mengerti

Sudah begitu lama, entah berapa lama aku berbura-pura bahagia seperti ini tanpa kamu, tanpa kita, tanpa mereka, dan tawa mu. Lama... iya sangat lama sekali tak terasa aku lalui sendiri sekitar hampir 4 bulan berjalan ini. Dengan penuh kepura-puraan, membohongi diri ku sendiri, menahan apa yang harusnya aku keluarkan. Aku tak kuat, aku kesepian, aku sangan merindukanmu. Aku tak mengerti dan aku tak tahu apa kamu bisa membaca kebahagiaan ku yang palsu ini dari jauh sana, sekiranya kamu harus tau sampai detik ini tidak ada yang bisa membuat aku begitu bahagia sebahagia karena kamu DULU... Aku mencoba, terus mencoba tersenyum di depan semua wajah hanya untuk membuat mereka mengerti aku sudah terbiasa ... tanpa kamu agar mereka tahu aku tak selemah hatiku, agar mereka tahu aku masih mampu menetupi semua, semua tentang kamu, cerita tentang kamu, rindunya aku kepadamu agar mereka tahu aku tak ingin membuat mereka susah, membuat mereka bosan ketika harus membuat mereka berulang-ulang ha

Aku masih punya mimpi... KAMU

Masih dalam diam, menatapmu diam-diam mencari sela dari balik orang-orang yang ada disampingmu untuk sekedar melihat bahwa impian ku masih baik-baik saja disana, masih terlihat tampan disudut sana dan masih menjadi alasanku untuk masih bisa tersenyum bagaimanapun keadaan ku saat itu. Kamu... mimpi yang sempat terlupakan ketika aku terlalut dalam cinta yang aku fikir membuat aku bahagia yang aku fikir membuat aku akan berakhir padanya dan yang pada akhirnya semua berakhir seperti biasa, menyakitkan... tapi aku sadar aku masih punya mimpi yang pantas untuk aku impikan dan untuk aku perjuangkan, kamu... Aku punya seribu alasan kenapa aku masih mecintaimu, kenapa aku memilihmu dan kenapa dengan begitu tegasnya memintamu kepada Tuhan untuk Ia tempatkan disampingku nanti.  Aku mencintaimu semenjak aku bisa melihat ada satu sisi yang mungkin tak bisa dilihat oleh orang lain, kamu laki-laki sempurnah yang pernah Tuhan ciptakan. Senyum mu, wajahmu adalah alasan dari mengapa aku masih bertahan

Seakan-akan aku yang salah

Makin hari aku tidak mengerti bagaimana cara membaca cara  pikirmu yang keras kepala itu aku kehabisan akal untuk membuat kamu lembut walau hanya satu menit, aku kehabisan akal untuk membuat mu mengerti maksud bagaimana cara ku mencintaimu. Ya Tuhan.... setiap malam haruskah kita bertengkar, berdebat dengan sifat konyol dan kekanak kanakan mu itu. Aku bingung apa yang harus aku lakukan tertawa karena sifat konyolmu itu apa aku harus meluapkan segala perasaan ku yang sudah lelah bertengkar denganmu setiap malam. Rasanya memanggilmu sayang pun aku sudah tak bergairah. Tapi aku sadar, aku paham, aku mencoba menghela nafasku dalam-dalam mencoba mengingat semua apa yang pernah kiita lakukan berdua. Canda tawa yang sering kita hasilkan dari tingkahmu yang tidak jelas itu adalah bibit bibit cinta yang menhgasilkan rasa kuat di dalam diri ku untuk mencintai manusia besi seperti mu. Aku percaya senyum ku ini bisa terlihat karena aku sangat mencintaimu, entah aku tidak perduli bagaimana kera